Membangun Kearifan Lokal melalui Budaya SATRIYA di SMAN 2 Ngaglik

Yogyakarta, tanah kelahiran budaya yang kaya dan tak ternilai, memiliki pesona tak terbandingkan dalam keragaman budaya dan nilai-nilai kearifan lokalnya. Namun, kekayaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja, melainkan harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan dengan sungguh-sungguh. Peran penting Pemerintah Daerah DIY dalam upaya ini tercermin dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta. Lebih dari sekadar hukum, peraturan ini mencerminkan komitmen kuat dalam menjalankan budaya pemerintahan “SATRIYA” yang menjadi fondasi keberhasilan transformasi birokrasi.

Penting bagi kita untuk mengenali dan memahami esensi dari kata “Satriya.” Secara sederhana, kata ini mengacu pada seorang satria, seseorang yang memiliki jiwa pemberani dan sikap teguh dalam menghadapi tantangan. Namun, lebih dari itu, dalam konteks budaya pemerintahan di DIY, “Satriya” mengandung makna mendalam dalam bentuk akronim yang mewakili nilai-nilai luhur yang harus dijunjung tinggi.

 

S – Selaras

 

Pilar pertama dari akronim “SATRIYA” adalah “Selaras,” sebuah nilai yang menekankan pentingnya keselarasan dengan budaya dan kearifan lokal. Para guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Ngaglik adalah agen utama dalam menerjemahkan nilai ini ke dalam aksi nyata. Dengan sungguh-sungguh, mereka memahami dan menghargai adat istiadat serta tradisi setempat. Melalui dedikasi yang tulus, para guru dan karyawan menjadi pelopor dalam menyadarkan siswa tentang betapa pentingnya menjaga harmoni dan keselarasan dengan budaya leluhur.

 

A – Akal Budi Luhur-jatidiri

 

Makna “Akal Budi Luhur-jatidiri” menekankan urgensi kebijaksanaan dan moralitas dalam bertindak. Para guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Ngaglik adalah penuntun yang gigih, mengajarkan siswa tentang pentingnya berperilaku bijaksana dan memiliki integritas yang kokoh. Melalui keteladanan mereka, para siswa diajarkan untuk memiliki identitas diri yang kuat dan berperilaku dengan bijaksana dalam berbagai situasi.

 

T – Teladan–Keteladanan

 

Sebagai pahlawan di ruang kelas, para guru dan karyawan membawa tanggung jawab besar sebagai teladan bagi para siswa. Mereka menyadari bahwa memberikan contoh yang baik adalah kunci untuk menginspirasi dan membentuk karakter siswa. Dengan dedikasi yang tulus, para pegawai di SMA Negeri 2 Ngaglik memberikan contoh positif bagi para siswa, menjadikan mereka para pemimpin masa depan yang hebat.

 

R – Rela Melayani

 

Nilai “Rela Melayani” menjadi semangat bagi para guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Ngaglik untuk melayani dengan tulus dan tanpa pamrih. Mereka menyadari bahwa pelayanan kepada siswa, sesama, dan masyarakat adalah bentuk nyata dari dedikasi mereka dalam membentuk generasi yang berkualitas dan peduli terhadap orang lain.

 

I – Inovatif

 

“Inovatif” menjadi semangat bagi para guru dan karyawan untuk terus mencari cara-cara baru dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan menarik bagi para siswa. Dengan pikiran terbuka dan kreativitas yang tinggi, mereka berusaha menciptakan lingkungan belajar yang menginspirasi dan menyenangkan bagi para siswa.

 

Y – Yakin dan Percaya Diri

 

Ketegasan dalam keyakinan dan kepercayaan diri adalah nilai “Yakin dan Percaya Diri” yang tercermin dalam budaya “SATRIYA.” Para guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Ngaglik mengajarkan kepada siswa untuk memiliki keyakinan pada kemampuan diri sendiri dan percaya bahwa mereka mampu meraih kesuksesan dalam berbagai bidang.

 

A – Ahli –Profesional

 

Budaya “SATRIYA” menekankan pentingnya menjadi ahli dan berperilaku profesional dalam segala aspek kehidupan. Para guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Ngaglik berusaha menjadi contoh sebagai pribadi yang memiliki kompetensi tinggi dan berperilaku dengan etika yang tinggi pula.

 

Keseluruhan budaya “SATRIYA” ini diwujudkan oleh para pegawai di lingkungan SMA Negeri 2 Ngaglik dengan memberikan keteladanan pada siswa melalui upacara bendera dan berbagai kegiatan lainnya. Guru dan karyawan memahami betapa pentingnya peran mereka sebagai pemimpin yang hebat, dan mereka berkomitmen untuk memberikan contoh yang positif bagi para siswa.

 

Guru dan karyawan di SMA Negeri 2 Ngaglik sudah seharusnya memberikan keteladanan bagi para siswa, karena mereka adalah garda terdepan dalam membentuk karakter dan sikap siswa. Dengan menjadi teladan yang baik, para siswa akan lebih mudah memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Semangat “SATRIYA” yang tercermin dalam budaya pemerintahan di DIY membawa kita menuju masa depan yang lebih cerah, di mana kearifan lokal dan budaya DIY akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.

 

Amiin.

(Ari Aditama)