Kepel (Stelechocarpus burahol) merupakan salah satu tanaman yang memikat dengan keunikan morfologisnya serta nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Artikel ini akan membahas klasifikasi tumbuhan, ciri-ciri morfologisnya, serta manfaat yang dimiliki.
KLAFISIKASI TUMBUHAN
Kingdom | : Plantae |
Divisi | : Spermatophyta |
Kelas | : Magnoliopsida |
Ordo | : Ebenales |
Famili | : Sapotaceae |
Genus | : Stelechocarpus |
Species | : Stelechocarpus burahol |
CIRI-CIRI MORFOLOGIS
Kepel adalah jenis pohon yang dapat mencapai tinggi 25 meter dengan diameter batang utama hingga 40 cm. Akarnya tumbuh secara tunggang dan tidak berbanir. Batangnya berwarna coklat-kelabu tua sampai hitam, dengan percabangan monopodial dan tonjolan-tonjolan bekas tumbuh buah. Daunnya tunggal, berbentuk elips hingga lanceolate, berwarna hijau gelap, dan ujungnya runcing. Bunga Kepel berkelamin tunggal, dengan bunga jantan terletak di bagian atas atau cabang yang tua, dan bunga betina di pangkal batang. Buahnya berbentuk bulat hingga lonjong, berwarna coklat dengan perikarp yang dapat dimakan, dan berisi biji berjumlah 4-6, ellipsoid, dengan panjang mencapai 3,25 cm.
MANFAAT
Kepel memiliki beragam manfaat yang berguna bagi kesehatan dan kehidupan sehari-hari. Daging buahnya diyakini dapat memperlancar air kencing, mencegah inflamasi ginjal, dan mengurangi bau badan. Dahulu, buah ini bahkan digunakan sebagai deodoran oleh para putri keraton. Kayu pohon Kepel dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri, perabot rumah tangga, dan bahan bangunan yang tahan lama. Daunnya juga memiliki khasiat untuk mengatasi asam urat dan menurunkan kadar kolesterol.
Kepel bukan hanya sebuah pohon biasa, namun juga menyimpan makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Kata “Kepel” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti genggaman tangan manusia atau greget (niat) dalam bekerja, sedangkan “Watu” berarti dasar. Sebagai flora identitas, Kepel melambangkan kesatuan antara niat dan kerja, sebuah filosofi yang patut dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, menjaga keberadaan dan kesejahteraan Kepel bukan hanya untuk kepentingan alam, tetapi juga untuk mempertahankan nilai-nilai budaya dan filosofis yang terkandung di dalamnya.
Referensi:
_____. (2021). Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) Kegemaran Putri Keraton. https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/buah-kepel-stelechocarpus-burahol-kegemaran-putri-keraton Diakses pada Senin, 6 Mei 2024 jam 09.28 WIB.
_____. (2023). Kepel. https://www.sman1kalasan.sch.id/glossary/kepel/ Diakses pada Senin, 6 Mei 2024 jam 09.30 WIB.
Admin. (2017). Kepel. http://kehati.jogjaprov.go.id/detailpost/kepel Diakses pada Senin, 6 Mei 2024 jam 09.31 WIB.
Guzali, A. (2023). Kepel Buah Favorit Putri Keraton. https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1455-kepel-buah-favorit-putri-keraton Diakses pada Senin, 6 Mei 2024 jam 09.30 WIB.
Penulis:
-
- Arif Fajar Wahyu
- Bhisma Putraku Pradana
- Devo Queza Perdana
- Muhammad Afdal Firansa
- Navica Elyvia Keisya
- Zulfa Nur Alifa
Kelas X D – 2023/2024
Penyunting: Upik Laila Hanum, S.Pd.